berandalpunk.blogspot.com. Powered by Blogger.

Translate

Home » » realita Punk In Love

realita Punk In Love



Pagi yang cerah untuk sebuah hati yang suram.
pagi itu tepat tanggal 12 januari 1993 di temukan sesosok Bayi yang masih berumur beberapa jam tengah menangis di kumpulan sampah.

Mungkin karna Hanya kumpulan sampah yang sudah Tidak Berguna.
Bayi itu tetap menangis, di mana dia Berteriak menyeruakan tenaga yang dia punya.
sampai beberapa jam, dia tidak menemukan sesosok manusia yang menghampiri dirinya.

Mungkin wajar jika tidak ada sebatang hidung manusia yang menghampiri dirinya, karna keadaan saat itu memang masih menunjukan pukul 6 pagi.
dan lebih menambah momen bayi itu ada Di tempat tumpukan sampah, yang memang kurang di minati oleh orang orang.
tapi namanya juga Bayi, dia akan berteriak menangis sekencang kencangnya jika memang dirinya sudah tidak nyaman dengan keadaan yang ada di sekitar nya.
sampai pada akhirnya bayi itu mendengar seperti ada sesosok manusia yang sedang menghampirinya.

dan benar saja, telah muncul sesosok manusia, yang mungkin tidak berpenampilan selayaknya manusia kebanyakan.
dia mempunyai penampilan yang mungkin bisa di bilang, TIDAK RAPIH dan KUCEL tentunya.
tapi apa daya seorang Bayi, bayi itu tidak menghiraukan dengan keadaan orang itu.
yang dia pikirkan, bagaimana dia keluar dari pengapnya bau sampah yang menyeruak memasuki hidung mungilnya.

Siapakah sesosok manusia tadi.?
dan mengapa dia berpenampilan KUCEL atau bahkan terkesan urak urakan.

hmmh. ya dialah satu satunya sesosok manusia yang menghampiri bayi itu.
dia hanya Anak PUNK, terlihat dari penampilan nya yang memang LUSUH.
dengan rambut berdiri tegak dan bewarna merah terang.
dan baju yang mungkin sudah tidak pernah di cuci selama beberapa bulan.

namun di balik penampilan nya yang lusuh, tersimpan rasa iba nya terhadap bayi yang menangis sedari tadi.
nama anak itu Irvan,  dia mengahmpiri bayi itu dengan perasaan Kaget, dan bercampur iba.
dia mulai menggendong bayi yang memang masih terbilang sangat sangat kecil.

tanpa berpikir panjang, dia mulai membawa anak tadi dari baunya kerumunan sampah yang mulai menyeruak hidung mereka.

0 komentar:

privasi police

privasi police
privasi police