berandalpunk.blogspot.com. Powered by Blogger.

Translate

Home » » PERISTIWA 10 NOVEMBER

PERISTIWA 10 NOVEMBER

SEJARAH PERTEMPURAN SURABAYA 10 NOVEMBER 1945 

 Oke salamat malam kawan semua semoga kalian tetap bersahaja dan masih melawan...!
Kali ini kita akan kembali mengingat sejarah sebagai bentuk gerakan menolak lupa. Dan bangsa yang baik adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya.

Latar Belakang :

 Peristiwa 10 November, Peristiwa Heroik Arek Suroboyo
  pertempuran surabaya merupakan peristiwa sejarah antara pihak tentara Indonesia dan Pasukan Belanda. Peristiwa besar ini terjadi pada 10 November 1945 di Kota Surabaya, Jawa Timur. Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan indonesia dengan pasukan tentara asing setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dan satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan indonesia terhada kolonialisme.

Kronologi Penyebab Peristiwa

 Kedatangan Tentara Jepang Ke Indonesia
  Tanggal 1 maret 1942, tentara jepang menda]rat di pulau jawa. Dan 7 hari kemudian tanggal 8 Maret 1942. Pemerintah kolonial Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang berdasarkan perjanjian "kalidjati". Setelah penyerahan tanpa syarat tersebut, Indonesia resmi di duduki Oleh Jepang.
 Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Tiga tahun kemudian, Jepang menyerah tanpa syarat kepada skutu setelah di jatuhi Bom Atom oleh Amerika Serikat di Hiroshima dan Nagasaki. Peristiwa itu terjadi pada bulan agustus 1945. Dalam kekosongan kekuasaan asing tersebut. Soekarno kemudian memproklamirkan kemerdekaan indonesia pada 17 agustus 1945.
 Kedatangan Tentara Inggris Dan Belanda
   Setelah kekalahan pihak jepang, rakyat dan pejuang Indonesia berusaha melucuti senjata para tentara jepang. Maka timbullah pertempuran pertempuran yang memakan korban di banyak Daerah. etika gerakan untuk melucuti tentara jepang sedang berkobar. Tentara inggris pada 15 September 1945 mendarat di jakarta, kemudian pada tanggal 25 oktober mendarat di Surabaya. Tentara inggris datang keindonesia tergabung dalam AFNEI "Allies Forces Netherland East Indie" atas keputusan dan atas nama blok sekutu, dengan tugas untuk melucuti tentara jepang, membebaskan para tawanan  perang yang di tahan jepang, serta memulangkan tentara jepang ke negrinya. Namun selain itu tentara Inggris yang datang juga membawa misi mengembalikan Indonesia pada administrasi permerintahan Belanda sebagai negri jajahan Hindie Belanda. NICA "Netherland Indies Civil Administration" ikut membonceng bersama rombongan tentara Inggris untuk tujuan tersebut. Hal ini memicu gejolak rakyat Indonesia dan memunculkan gerakan Perlawanan di mana mana melawan tentara AFNEI dan NICA.
  Insiden Hotel Yamato, Tunjungan, Surabaya
   Setalah munculnya maklumat pemerintah Indonesia pada 31 agustus 1945 yang menetakan bahwa mulai 1 September 1945 bendera Nasional sang saka Merah Putih di kibarkan terus di seluruh wilayah Indonesia. Gerakan pengibaran bendera semakin meluas ke segenap pelosok kota Surabaya. Klimaks gerkan pengibaran bendera berakhir pada insiden Perobekan Bendera di Yamato Hoteru atau Hotel Yamato / oranje Hotel atau Hotel Oranye pada zaman kolonial, dan sekarang bernama hotel Majapahit di jl. Tunjungan no.65 Surabaya.
  Sekelompok orang belanda yang di pimpin Oleh Mr.W.V.Ch Ploegman pada sore hari tanggal 18 September 1945, tepatnya pukul 21.00 mengibarkan bendera belanda "Merah Putih biru", tanpa persetujuan pemerintah RI daerah Surabaya, di tiang pada tingkat teratas Hotel Yamato, sisi sebelah utara. Keesokan harinya para pemuda Surabaya melihatnya dan menjadi marah karena mereka menganggap Belanda menghina kedaulatan Negara Indonesia , hendak mengembalikan lagi kekuasaannya di Indonesia, dan melecehkan gerakan pengibaran Bendera Merah Putih yang sedang berlangsung di Surabaya.
  Tak lama setelah pengumpulan masa di Hotel Yamato, Residen Sudirman, pejuang dan diplomat yang saat itu menjabat sebagai wail residen "fuku syuco gunseikan" yang masih di akui pemerintah Dai Nippon Surabaya Syu, Sekaligus sebagai Residen Daerah Surabaya Pemerintahan RI, datang melewati kerumbunan massa lalu masuk ke Hotel Yamato Di kawal Sidik dan Hariono. Sebagai Perwakilan RI ia berunding dengan Mr. Ploegman dan kawan kawannya untuk meminta agar Bendera Belanda segera di turunkan dari gedung Hotel Yamato. Dalam perundingan ini Ploegman menolak untuk menurunkan bendera Belanda dan menolak untuk mengakui kedaulatan Indonesia. Perundingan berlangsung memanas, Ploegman mengeluarkan pistol, dan terjadilah sebua perkelahian dalam ruang perundingan. Ploegman tewas di cekik oleh sidik, yang kemudian juga tewas oleh tentara Belanda yang berjaga jaga dan mendengar letusan Pistol Ploegman, semantara Sudirman dan Hariono melarikan di keluar Hotel Yamato. Sebagian pemuda berebut naik keatas Hotel untuk menurunkan bendera Belanda. Hariono yang semula bersama Sudirman kembali masuk ke dalam Hotel dan terlibat dalam pemanjatan tiang bendera dan bersama dengan Kusno Wibowo berhasil menurunkan bendera Belanda dan merobek bagian birunya, dan menaikan kembali bendera tersebut ke puncak tiang sebagai bendera Merah Putih.
   Setelah insiden di Hotel Yamato tersebut pada tanggal 27 Oktober meletuslah Pertempuran pertama Indonesia melawan tentara Inggris. Serangan serangan kecil itu kemudian berubah menjadi serangan serangan umum yang banyak memakan banyak korban jiwadi kedua belah pihak, Sebeluk akhirnya jendal D.C. Hawthorn meminta bantuan Presiden Soekarno untuk meredakan Situasi.
  Kematian Brigadir Jendral Mallaby
   Setelah gencatan senjata oleh pihak Indonesia dan Inggris di tanda tangani tanggal 29 Oktober 1945, keadaan berangsur angsur mereda. Walaupun begitu tetap saja terjadi bentrokan bentrokan senjata antara rakyak Indonesia dengan tentara Inggris di Surabaya. Bentrokan bentrokan bersejata di Surabaya itu memuncak dengan terbunuhnya brigadir Jendral Mallaby, pimpinan tentara inggris untuk daerah Jawa timur. Pada 30 Oktober 1945 sekitar pukul 20:30 Mobil Buick yang di tumpangi brigadir jendral Mallaby berpapasan dengan sekelompok milisi Indonesia ketika akan melewati jembatan Merah. Kesalah pahaman meyebabkan terjadinya tembak menembak yang berakhir dengan tewasnya brigadir jendral Mallaby oleh tembakan pistol oleh pemuda Indonesia yang sampai sekarang tidak di ketahui identitasnya, dan meledaknya mobil tersebut terkena ledakan granat yang menyebabkan jenazah jendral Mallaby sulit di kenali. Kmeatian Mallaby ini menyebabkan pihak inggris marah kepada pihak Indonesia dan berakibatpada keputusan pengganti Mallaby yaitu mayor jendral E.C.Manserg untuk mengeluarkan ultimatum 10 November 1945 untuk meminta pihak Indonesia menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan terhadap AFNEI&NICA.
  Perdebatan Tentang Pihak Penyebab Baku Tembak
   Tom Driberg, seorang anggota parlemen Inggris /Labour Party. pada 20 Februari 1946, dalam perdebatan di parlemen Inggris/House of Cammons meragukan bahwa baku tembak di mulai oleh pasukan Indonesia. Dia menyampaikan bahwa peristiwa baku tembak ini di sinyalir kuat timbul karena kesalah pahaman 20 anggota pasukan India  pimpinan Mallabyyang memulai baku tembak tersebut tidak mengetahui bahwa gencatan senjata sedang berlaku karena mereka terputus dari kontak dan telekomunikasi.Berikut kutipan dari Tom Driberk "... sekitar 20 orang inidia, di sebuah bangunan di sisi lain alun alun telah terputus dari komunikasi lewat telepon dan tidak tahu tentang gencatan senjata. Mereka menembak secara sporadis terhadap massa Indonesia. Brigadir Mallaby keluar dari diskudi gencatan senjata dan berjalan lurus kearah kerumunan dengan keberanian besar dan berteriak kepada serdadu India untuk menghentikan tembakan. Merka patuh kepadanya, mungkin setengah jam kemudian, massa di alun alun menjadi bergolak lagi. Brigadir Mallaby, pada titik tertentu dalam diskusi memerintah serdadu India untuk menembak lagi. Mereka melepas tembakan dengan dua senapan Bren dan massa bubar dan lari untuk berlindung, kemudian pecah pertempuran lagi dengan sungguh gencar. Jelas ketika brigadir Mallaby memberi perintah untuk mebuka tembakan lagi perundingan gencatan senjatasebenrnya telah pecah, setidaknya secara lokal. Dua puluh menit sampai setengah jam setelah itu. ia tewas dalam mobilnya meskipun kita tidak benar benar yakin bahwa ia di bunuh oleh orang Indonesia yang mendekati mobilnyayang meledak bersamaan dengan serangan terhadap dirinya. Saya pikir ini tidak dapat di tuduh sebagai pembunuhan licik... karena informasi yang saya dapat secepatnya dari saksi mata, yaitu seorang perwira Inggris yang benar benar ada di tempat kejadian saat it, yang niat sejujurnya saya tak punya alasan untuk pertanyakan"
  Ultimatum 10 November 1945
   Setetalah terbunuhnya brigadir jendral Mallaby, penggantinya Mayor jendral Mansergh mengeluarkan ultimatum yang menyebutkan bahwa semua pimpinan dan orang indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang di tentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas. Batas ultimatum adalah jam enam pagi tanggal 10 November 1945.
Ultimatum tersebut kemudian di anggap sebagai penghinaan terhadap pejuang dan rakyat yang telah membentik badan badan perjuangan/milisi. Ultimatum tersebut di tolak ileh bangsa Indonesia dengan alasan Republik Indonesia pada waktu itu sudah berdiri dan tentara keamanan rakyat atau TKR juga telah di bentuk sebagai pasukan negara. Selain itu, banyak organisasi perjuangan bersenjata yang di bentuk masyarakat, termasuk kalangan muda, Mahasiswa, dan Pelajar yang menentang masuknya kembali pemerintahan Belanda yang di boncengi Inggris di Indonesia.
pada 10 November pagi, Tentara inggris mulai melancarkan serangan berskala besar, yang di awli dengan Bom udara ke gedung gedung pemerintahan Surabaya, dan kemudian mengerahkan skitar tiga puluh ribu infantri, sejumlah pesawat terbang, tank, dan kapal perang. Berbagai bagian kota Surabaya di Bombardir dan di tembak dengan meriam dari laut maupun dari darat. Perlawanan pasukan dan milisi indonesia kemudian berkobar di seluruh kota, dengan bantuan yang aktif dari penduduk. Terlibatnya penduduk dalam pertempuran ini mengakibatkan ribuan penduduk sipil jatuh sebagai korban dalam serangan tersebut baik meninggal maupun terluka.
Di luar dugaan bangsa Inggris yang mengira bahwa perlawanan di Surabaya bisa di taklukan dalam tempo tiga hari, para tokoh msyarakat seperti pelopor muda Bung Tomo yang berpengaruh besar terhadap masyarakat terus menggerakkan semangat perlawanan pemuda pemuda Surabaya sehingga perlawanan terus berlanjut di tengah di tengah serangan besar Inggris. Tokoh tokoh agama yang terdiri dari kalangan ulama serta kyai kyai pondok jawa seperti KH. Hasyim Asy'ari, Wahab Hasbullah serta kyai kyai pesantren lainnya mengerahkan santri santri mereka dan masyarakat sipil sebagai milisi perlawanan karena pada waktu itu masyarakat tidak begitu patuh terhadap pemerintahan dan lebih patuh terhadap para kyai sehingga perlawanan Indonesia semakin lama, dari hari kehari hingga minggu ke minggu lainnya. Perlawanan rakyat yang pada awalnya di lakukan secara spontan dan tidak terkoordinasi makin hari makin teratur.
Pertempuran sekala besar ini mencapai waktu hingga 3 minggu, sebelum akhirnya seluruh kota Surabaya jatuh di tangan pihak Inggris. setidaknya enam ribu pejuang dari pihak indonesia tewas dan dua ratus ribu rakyat sipil mengungsi dari Surabaya. Korban dari pasukan inggris dan india kira kira enam ratus. Pertempuran berdarah di Surabaya yang memakan ribuan jiwa tersebut telah menggerakkan perlawanan rakyat indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat sipil yang menjadi korban h
pada insiden 10 November ini kemudian di kenang sebagai Hari Pahlawan dan kota surabaya di sebut sebagai kota Pahlawan oleh Repiblik Indonesia sampai sekarang.

0 komentar:

privasi police

privasi police
privasi police